Asal usul Kabumian Berubah Jadi Kebumen, Berkaitan Erat dengan Peristiwa Mataram Abad ke 17

Asal usul Kabumian Berubah Jadi Kebumen, Berkaitan Erat dengan Peristiwa Mataram Abad ke 17
KEBUMEN - Bagi sebagian masyarakat, mungkin masih banyak belum tahu Kebumen dulu memiliki nama sebuta Kebumian. Ini tentu memiliki sejarah yang panjang, dan ternyata sangat erat kaitanya dengan peristiwa Mataram yang terjadi pada akhir abad ke-17.
Dikutif dari berbagai sumber situs sejarah menyebutkan, pada 26 Juni 1677, ketika Mataram dikuasai oleh Sunan Amangkurat I, terjadilah pergolakan besar yang menyebabkan banyak tokoh penting melarikan diri dari istana.
Salah satu tokoh tersebut adalah Pangeran Bumidirja, juga dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi. Ia memutuskan untuk mencari tempat yang aman dan terpencil untuk menghindari konflik dan kekacauan di pusat kerajaan.
Pangeran Bumidirja akhirnya menemukan tempat yang dianggapnya aman dan cocok untuk menetap. Tempat ini kemudian dikenal sebagai “Kabumian,” yang berarti tempat tinggal Kyai Bumi.
Kyai Bumi adalah sebutan penghormatan kepada Pangeran Bumidirja yang memilih untuk tinggal di daerah tersebut dan membangun komunitas baru. Pangeran Bumidirja, memainkan peran penting dalam perkembangan awal Kebumen.
Kehadirannya membawa pengaruh besar, baik dari segi kebudayaan maupun sosial. Meskipun berada jauh dari pusat kekuasaan Mataram, Pangeran Bumidirja tetap menjaga hubungan dengan kerajaan dan membawa serta tradisi serta kebijaksanaan dari Mataram ke wilayah baru ini.
Dengan demikian, Kebumen berkembang menjadi wilayah yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat pelarian, tetapi juga pusat kebudayaan yang mengintegrasikan nilai-nilai Mataram.
Seiring berjalannya waktu, nama “Kabumian” mengalami perubahan fonetik menjadi “Kebumen.”. Transformasi ini mencerminkan evolusi bahasa dan budaya setempat yang terus berkembang.
Nama ini kemudian diabadikan sebagai nama resmi wilayah tersebut dan tetap digunakan hingga sekarang. Pengaruh Mataram masih dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan di Kebumen, mulai dari arsitektur, seni, hingga tradisi lokal.
Warisan Pangeran Bumidirja sebagai tokoh penting yang mendirikan Kebumen terus dihormati dan dikenang oleh masyarakat setempat. Bahkan, beberapa situs sejarah di Kebumen yang berhubungan dengan masa tinggal Pangeran Bumidirja masih dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari upaya melestarikan sejarah lokal.
Kebumen bukan hanya sebuah nama tanpa makna, tetapi sebuah simbol dari perjalanan sejarah yang kaya akan cerita perjuangan dan adaptasi. Dari tempat pelarian seorang pangeran Mataram, Kebumen berkembang menjadi wilayah yang memiliki identitas dan budaya yang khas.
Pengaruh Mataram, terutama melalui figur Pangeran Bumidirja atau Kyai Bumi, memberikan fondasi kuat bagi perkembangan Kebumen hingga menjadi seperti yang kita kenal saat ini.
Dengan memahami asal usul dan sejarah Kebumen, kita tidak hanya menghargai warisan budaya yang ada, tetapi juga memahami dinamika sejarah yang membentuk identitas masyarakat dan wilayah tersebut.
Sumber, Kebumen24.com