Peringati Hari Kartini, Kebumen Menonton Gelar Screening dan Diskusi Film
Peringati Hari Kartini, Kebumen Menonton Gelar Screening dan Diskusi Film
KEBUMEN - Puluhan pemuda mengikuti Screening dan Diskusi Film Spesial Hari Kartini yang bertemakan "Perjuangan Perempuan Hari Ini Lewat Perspektif Film".
Acara tersebut, diselenggarakan Komunitas Kebumen Menonton ajang Me-Layar di Ruang Teather Disarpus Kabupaten Kebumen, Minggu 21 April 2024.
Hadir dalam acara tersebut, Kedung Film, Puput Juang, Kebumen Movie, Bafadol Muksit, Komunitas Perpujal, kader PMII Kebumen, mahasiswa IAINU Kebumen, mahasiswa UMNU Kebumen, dan mahasiswa UPB Kebumen.
Dalam acara tersebut, memutarkan dan mendiskusikan dua film yakni film berjudul Asa yang Asu karya anak daerah Kebumen, dan Maybe Someday Another Day But Not Today, dengan menghadirkan Aktivis Perempuan, Ketua Kopri PMII Kebumen 2021 - 2022, Nurul Hanivah sebagai pemateri diskusi.
Dalam pemaparannya, Nurul Hanivah, media film ini salah satu media yang tepat untuk penyampaian isu sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
"Film ini salah satu media yang tepat untuk penyampaian isu sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari," jelasnya.
Dari dua film yang tadi diputar, jelasnya, sama-sama berisi tentang pembebasan perempuan, kemerdekaan perempuan, kemerdekaan perempuan dalam hal ini kebebasan perempuan untuk mengasah skill dan meraih prestasi.
"Dari dua film yang tadi diputar, sama-sama berisi tentang pembebasan perempuan, kemerdekaan perempuan," jelasnya.
Sering kali kita jumpai, lanjutnya, anak perempuan yang berprestasi ingin sekolah tinggi, akan tetapi terbentur ekonomi orang tua. Maka dari itu, orang tua memilihkan anak perempuannya untuk bekerja guna membantu keluarga.
"Sering kali kita jumpai, anak perempuan yang berprestasi ingin sekolah tinggi, akan tetapi terbentur ekonomi orang tua. Maka dari itu, orang tua memilihkan anak perempuannya untuk bekerja guna membantu keluarga", lanjutnya.
Selain itu, ada juga ketaatan perempuan kepada laki-laki dengan segala keterbatasan perempuan, akan tetapi si perempuan ini tidak diperbolehkan untuk bekerja karena memalukan.
Hal itu, tentu membatasi gerak perempuan, jika perempuan diberi kebebasan mungkin akan bergerak lebih luas, semisal dengan berdagang, menjahit, dan lain sebagainya.
"Untuk meminimalisir adanya ketimpangan perempuan, tentunya, harus ada perempuan yang duduk di bangku legislatif, karena disana aturan-aturan itu dibentuk", jelasnya.
Sebelumnya Kebumen Menonton menggelar pemutaran di sejumlah tempat, di antaranya Me-Layar ke-1 di Cozy Coffee Kebumen, Melayar ke-2 di Bioskop Perpustakaan Daerah, Melayar ke-3 di Roemah Martha Tilaar, Gombong, Kebumen.